Bantu Perokok Lepas dari Jeratan Nikotin

AKIBAT kronik paling gawat dari penggunaan nikotin adalah ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, maka sulit baginya mengakhiri kebiasaan itu, baik secara fisik maupun psikologis.
Hal tersebut karena sifat adiktifnya-membuat seseorang menjadi ketagihan-rokok dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV) dikelompokkan menjadi nicotine related disorders. Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.

“Kita lihat ketergantungan dari merokok itu multidimensi. Lebih berat dari kita pakai kokain. Biasanya merokok dumulai dari remaja,” ujar Dr Tribowo T Ginting SpKJ, dokter spesialis Kedokteran Jiwa dalam acara peluncuran kampanye Break Free dengan tema “Semangat Bebaskan Diri dari Jeratan Adiksi Nikotin” di The Cone, FX Lifestyle X’nter, Jakarta, Rabu (26/5/2010).

Dalam sebatang rokok, terdapat kandungan tidak kurang dari 4.000 zat kimia beracun. Zat kimia yang dikeluarkan ini terdiri atas komponen gas (85 persen) dan partikel (15 persen). Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Adapun partikelnya berupa tar, indol, nikotin, karbarzol, dan kresol.

Lantas, apa yang menyebabkan para perokok sulit berhenti? Ternyata, nikotin biang keladinya!

“Kadar nikotin rokok kita lebih bagus dibandingkan dengan rokok-rokok di Eropa. Nikotin menghasilkan dopamin. Dopamin akan memengaruhi endorfin yang akan menimbulkan rasa senang, seperti morfin yang secara alami ada di dalam tubuh. Begitu nikotinnya turun, maka pemberian dosis biasa tidak nikmat, maka para perokok itu lebih banyak menghisap lagi,” terang Dr Tribowo.

Apakah perokok bisa melepaskan diri dari jeratan nikotin? “Modal awal dari diri sendiri, motivasi, niat, komitmen. Kalau dalam difisi adiksi dalam kedokteran jiwa. Ada tahapan-tahapan perubahan perilaku, Jika orang pengen berhenti, kita lihat dulu dari pracontemplation, itu belum sadar, belum sukarela. Pada saat dia mulai goyah, masuk ke dalam tahap contemplation,” jelas Dr Tribowo.

Sedangkan bagi artis Irianti Erningpraja yang didaulat PT Pfizer Indonesia menjadi salah satu nara sumber dalam acara peluncuran kampanye Break Free mengatakan, bila perokok ingin berhenti merokok, maka harus berada dalam titik sadar terlebih dahulu.

“Semua hal di dunia ini harus sadar dulu, kekurangan kita apa, kelebihan kita apa. Baru kita cari solusi, makanya supaya ada kesadaran. Dokter Oz yang ada di Oprah membawa paru-paru perokok yang sudah meninggal untuk dilihatkan. Jadi knowing saja tidak cukup. Harus ada kesadaran. Pada saat kita telah terinspirasi, kita bisa punya motivasi,” ungkapnya.

Lantas, bagaimana cara paling mudah membantu para perokok berhenti merokok?
“Dukungan dari keluarga, sosial, dan bantuan medis. Ada kecanduan, bisa dikalahkan dengan motivasi yang kuat. Motivasi bisa ditingkatkan. Kita kuatkan mereka, dan buat mereka goyah. Apalagi mereka sudah diberikan informasi bahaya merokok.

Mendukung dengan cara hargai usaha mereka, selain itu sediakan waktu untuk para perokok yang ingin berhenti jadi mereka merasa ditemani, dan yang terutama jangan menghakimi. Kemudian bila dia bisa berhenti secara bertahap, kita bisa kasih reward,” tutup Dr Tribowo.
(tty)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sample



TOTAL PENGGUNA OFFICAL BLOG SMPN2 BABAKAN CIKAO

Promo Hallaman FaceBookk

Tab

Cheat pb

http://wwwareko.blogspot.com/2011/04/cheat-takan-mati-kembail-dengan-3-cheat.html

Movie

http://wwwareko.blogspot.com/2011/04/naruto-live-action-coming-son-to.html

soal ujian

http://wwwareko.blogspot.com/2011/04/download-soal-ujian-nasional-2011.html