Bendera nasional Indonesia adalah sebuah  bendera berdesain sederhana dengan dua warna yang dibagi menjadi dua  bagian secara mendatar (horizontal). Warnanya diambil dari warna  Kerajaan Majapahit. Sebenarnya tidak hanya kerajaan Majapahit saja yang  memakai bendera merah putih sebagai lambang kebesaran. Sebelum  Majapahit, kerajaan Kediri telah memakai panji-panji merah putih.
Selain  itu, bendera perang Sisingamangaraja IX dari tanah Batak pun memakai  warna merah putih sebagai warna benderanya , bergambar pedang kembar  warna putih dengan dasar merah menyala dan putih. Warna merah dan putih  ini adalah bendera perang Sisingamangaraja XII. Dua pedang kembar  melambangkan piso gaja dompak, pusaka raja-raja Sisingamangaraja I-XII.
Ketika  terjadi perang di Aceh, pejuang – pejuang Aceh telah menggunakan  bendera perang berupa umbul-umbul dengan warna merah dan putih, di  bagian belakang diaplikasikan gambar pedang, bulan sabit, matahari, dan  bintang serta beberapa ayat suci Al Quran.
Di  jaman kerajaan Bugis Bone,Sulawesi Selatan sebelum Arung Palakka,  bendera Merah Putih, adalah simbol kekuasaan dan kebesaran kerajaan  Bone.Bendera Bone itu dikenal dengan nama Woromporang.
Pada  waktu perang Jawa (1825-1830 M) Pangeran Diponegoro memakai panji-panji  berwarna merah putih dalam perjuangannya melawan Belanda.
Bendera  yang dinamakan Sang Merah Putih ini pertama kali digunakan oleh para  pelajar dan kaum nasionalis pada awal abad ke-20 di bawah kekuasaan  Belanda. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia merdeka dan mulai  menggunakan bendera ini sebagai bendera nasional.
Sang  Saka Merah Putih merupakan julukan kehormatan terhadap bendera Merah  Putih negara Indonesia. Pada mulanya sebutan ini ditujukan untuk bendera  Merah Putih yang dikibarkan pada tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan  Pegangsaan Timur 56, Jakarta, saat Proklamasi dilaksanakan. Tetapi  selanjutnya dalam penggunaan umum, Sang Saka Merah Putih ditujukan  kepada setiap bendera Merah Putih yang dikibarkan dalam setiap upacara  bendera.
Bendera  pusaka dibuat oleh Ibu Fatmawati, istri Presiden Soekarno, pada tahun  1944. Bendera berbahan katun Jepang (ada juga yang menyebutkan bahan  bendera tersebut adalah kain wool dari London yang diperoleh dari  seorang Jepang. Bahan ini memang pada saat itu digunakan khusus untuk  membuat bendera-bendera negara di dunia karena terkenal dengan  keawetannya) berukuran 276 x 200 cm. Sejak tahun 1946 sampai dengan  1968, bendera tersebut hanya dikibarkan pada setiap hari ulang tahun  kemerdekaan RI. Sejak tahun 1969, bendera itu tidak pernah dikibarkan  lagi dan sampai saat ini disimpan di Istana Merdeka. Bendera itu sempat  sobek di dua ujungnya, ujung berwarna putih sobek sebesar 12 X 42 cm.  Ujung berwarna merah sobek sebesar 15x 47 cm. Lalu ada bolong-bolong  kecil karena jamur dan gigitan serangga, noda berwarna kecoklatan,  hitam, dan putih. Karena terlalu lama dilipat, lipatan-lipatan itu pun  sobek dan warna di sekitar lipatannya memudar.
Setelah  tahun 1969, yang dikerek dan dikibarkan pada hari ulang tahun  kemerdekaan RI adalah bendera duplikatnya yang terbuat dari sutra.  Bendera pusaka turut pula dihadirkan namun ia hanya 'menyaksikan' dari  dalam kotak penyimpanannya.
Bendera  Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani, putih berarti  suci. Merah melambangkan tubuh manusia, sedangkan putih melambangkan  jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan untuk  Indonesia.
Ditinjau  dari segi sejarah, sejak dahulu kala kedua warna merah dan putih  mengandung makna yang suci. Warna merah mirip dengan warna gula  jawa/gula aren dan warna putih mirip dengan warna nasi. Kedua bahan ini  adalah bahan utama dalam masakan Indonesia, terutama di pulau Jawa.  Ketika Kerajaan Majapahit berjaya di Nusantara, warna panji-panji yang  digunakan adalah merah dan putih (umbul-umbul abang putih). Sejak dulu  warna merah dan putih ini oleh orang Jawa digunakan untuk upacara  selamatan kandungan bayi sesudah berusia empat bulan di dalam rahim  berupa bubur yang diberi pewarna merah sebagian. Orang Jawa percaya  bahwa kehamilan dimulai sejak bersatunya unsur merah sebagai lambang  ibu, yaitu darah yang tumpah ketika sang jabang bayi lahir, dan unsur  putih sebagai lambang ayah, yang ditanam di gua garba.


 
 


Tidak ada komentar:
Posting Komentar